Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sekitar 5,6 persen, lebih rendah dari target pemerintah 5,8 persen, demikian Laporan Prospek Ekonomi Global Bank Dunia yang dikutip ANTARA.
Menurut laporan itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan meningkat pada 2011 menjadi 6,2 persen dan kemudian melambat menjadi 6,0 persen pada 2012.
Peningkatan pertumbuhan perekonomian Indonesia seiring dengan pertumbuhan pada negara-negara berkembang. Menurut Bank Dunia, negara berkembang memiliki pertumbuhan produktifitas yang kuat dan lemahnya dampak dari krisis Yunani.
Hal itu membuat pertumbuhan negara-negara berkembang diperkirakan menguat tumbuh 6,1 persen pada 2010, 5,9 persen pada 2011 dan 6,1 persen pada 2012.
Pertumbuhan terutama dipimpin oleh negara berkembang di kawasan Asia Timur dan Pasifik seperti China. Prospek perekonomian China pada 2010 diperkirakan mencapai 9,5 persen dan akan turun menjadi 8,5 persen pada 2011 dan sedikit menguat menjadi 8,7 persen pada 2012.
Sementara Thailand pada 2010 diperkirakan 6,2 persen dan melambat menjadi 4 persen pada 2011 dan lima persen pada 2012.
"Kinerja negara berkembang yang membaik pada era pertumbuhan multipolar cukup membesarkan hati. Namun agar pemulihan dapat bertahan, negara maju harus mampu mengambil kesempatan yang ditawarkan oleh pertumbuhan negara berkembang," kata Ekonom Senior Bank Dunia Justin Yifu Lin dalam rilis Bank Dunia.
Justin menambahkan, proses pemulihan menghadapi beberapa tantangan pada jangka menengah, temasuk berkurangnya laju modal internasional, pengangguran yang tinggi dan kapasitas ekonomi yang tidak terpakai melebihi 10 persen.
"Sisi baiknya, perdagangan barang dunia telah pulih secara tajam dan diperkirakan meningkat sampai sekitar 21 persen tahun ini," katanya.
Ia menambahkan, untuk 2011-2012 rata-rata pertumbuhan dari perdagangan akan menurun menjadi sekitar delpan persen. "Hampir setengah dri permintaan global pada 2011-2012 akan berasal dari negara berkembang,"
Selasa, 04 Januari 2011
Perubahan Kondisi Ekonomi di Indonesia
Kondisi ekonomi dalam satu negara dapat berubah dalam setiap waktu. Krisis ekonomi sudah mengubah kondisi perekonomian Indonesia. Sebelum adanya krisis keuangan 1997 perekonomian memiliki pertumbuhan ekonomi yang meningkat setiap tahunnya, karena kita memasukkan utang luar negeri dalam jumlah yang cukup. Tetapi setelah krisis keuangan itu terjadi utang luar negeri Indonesia meningkat sampai US$ 25125 paada tahun 1998. Kondisi ini membuat Indonesia jatuh ke dalam perangkap utang dan bunga utang yang sangat tinggi.
Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, akibat pembiyaan rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Dengan demikian, laju pertumbuhan ekonomi dapat dipacu sesuai dengan target yag telah ditetapkan sebelumnya. Tetapi dalam jangka panjang, ternyata utang luar negeri tersebut dapat menimbulkan berbagai persoalan ekonomi di Indonesia.
Pada masa krisis, utang luar negeri Indonesia termasuk didalamnya utang pemerintah dan swasta telah meningkat drastis dalam hitungan rupiah. Sehingga menyebabkan pemerintah Indonesia harus menambah utang luar negeri yang baru untuk membayar urtang luar negeri yang lama yang telah jatuh tempo. Akumulasi utang luar negeri dan bunganya tersebut akan dibayar melauli APBN RI untuk utang pemerintah dengan cara mencicilnya pada tiap tahun anggaran. Hal ini menyebabkan berkurangnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat pada masa mendatang, sehingga jelas akan membebani masyarakat, khususnya wajib pajak Indonesia
Hasil estimasi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi sebelum dan sesudah krisis memiliki R-squared sebesar 0.79485 atau 0.79, artinya bahwa variabel independen ( utang lua negeri) dapat menjelaskan variabel terikat (pertumbuhan ekonomi) sebesar 0.79%, sedangkan 21% lainnya dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak terdapat pada model. T-statistik untuk utang luar negeri lebih besar dari pada t-tabelnya ( 4.95 > 2.89), artinya bahwa variabel utang luar negeri memilki pengaruh nyata dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada α=1%. T-statistik untuk variabel dummy lebih besar daripada t-tabelnya (5.100>2.89), yang artinya variabel krisis ekonomi (dummy) memiliki pengaruh dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada α=1%.
Berdasarkan pada analisis Granger Causality, kedua variabel memiliki hubungan satu sama lain (timbal balik). Sedangkan berdasarkan anailsis Kointegration test, kedua variabel yaitu utang luar negeri dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan stasioner pada pembedaan kedua I (2), artinya ada hubungan jangka panjang antara utang luar negeri dan pertumbuhan ekonomi.
Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara, akibat pembiyaan rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Dengan demikian, laju pertumbuhan ekonomi dapat dipacu sesuai dengan target yag telah ditetapkan sebelumnya. Tetapi dalam jangka panjang, ternyata utang luar negeri tersebut dapat menimbulkan berbagai persoalan ekonomi di Indonesia.
Pada masa krisis, utang luar negeri Indonesia termasuk didalamnya utang pemerintah dan swasta telah meningkat drastis dalam hitungan rupiah. Sehingga menyebabkan pemerintah Indonesia harus menambah utang luar negeri yang baru untuk membayar urtang luar negeri yang lama yang telah jatuh tempo. Akumulasi utang luar negeri dan bunganya tersebut akan dibayar melauli APBN RI untuk utang pemerintah dengan cara mencicilnya pada tiap tahun anggaran. Hal ini menyebabkan berkurangnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat pada masa mendatang, sehingga jelas akan membebani masyarakat, khususnya wajib pajak Indonesia
Hasil estimasi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi sebelum dan sesudah krisis memiliki R-squared sebesar 0.79485 atau 0.79, artinya bahwa variabel independen ( utang lua negeri) dapat menjelaskan variabel terikat (pertumbuhan ekonomi) sebesar 0.79%, sedangkan 21% lainnya dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak terdapat pada model. T-statistik untuk utang luar negeri lebih besar dari pada t-tabelnya ( 4.95 > 2.89), artinya bahwa variabel utang luar negeri memilki pengaruh nyata dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada α=1%. T-statistik untuk variabel dummy lebih besar daripada t-tabelnya (5.100>2.89), yang artinya variabel krisis ekonomi (dummy) memiliki pengaruh dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada α=1%.
Berdasarkan pada analisis Granger Causality, kedua variabel memiliki hubungan satu sama lain (timbal balik). Sedangkan berdasarkan anailsis Kointegration test, kedua variabel yaitu utang luar negeri dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan stasioner pada pembedaan kedua I (2), artinya ada hubungan jangka panjang antara utang luar negeri dan pertumbuhan ekonomi.
5 Cara Mempertahankan Investasi Saat Krisis
Bagi Anda yang memiliki investasi di pasar modal tentunya saat ini bukan masa yang menyenangkan. Turbulensi sektor finansial global membuat aset portofolio terpengaruh, bahkan ikut anjlok seiring turunnya harga-harga saham.
Tidak hanya itu, pasokan likuiditas di sektor keuangan pun berkurang karena terjadinya keruntuhan berbagai institusi keuangan global, khususnya bank-bank investasi. Tentunya ini akan berdampak pada kesinambungan arus dana dari perusahaan-perusahaan korporasi besar di Indonesia.
Disamping itu juga terjadi penurunan permintaan dan penurunan harga komoditas utama ekspor Indonesia seperti Crude Palm Oil (CPO) dan batu bara.
Certified Wealth Managers Association (CWMA) memberi 5 saran utama bagi Anda dalam menghadapi krisis yang terjadi, yakni:
1. Tetap berinvestasi di Indonesia
Kondisi di Indonesia saat ini masih lebih baik dibandingkan kondisi di negara-negara lainnya, sehingga investasi di Indonesia akan lebih aman dan menjanjikan hasil yang lebih baik dibandingkan investasi di negara lain. Disamping itu, karena situasi di luar negeri relatif sama risikonya, maka diversifikasi secara geografis ke negara-negara lain kurang ada manfaatnya.
2. Tetap berpegang pada prinsip berinvestasi
Dalam situasi tidak menentu kita harus kembali ingat pada prinsip investasi, yaitu risk and return.
- Setiap investasi memiliki risiko masing-masing yang sesuai dengan tingkat potensi hasil investasi. Risiko tinggi tentu hasilnya pun tinggi pula.
- Investor hendaknya menyesuaikan investasinya dengan profile risiko yang diinginkannya. Risiko yang diambil dan return yang diharapkan.
- Investor jharus menyesuaikan diri dengan time horizon, atau mempertimbangkan target waktu investasi.
- Investor juga harus mempertimbangkan jenis investasi sesuai dengan tujuan investasi. Seperti jika tujuan investasi untuk jangka pendek, maka instrumen investasi sebaiknya berjenis jangka pendek.
3. Market timing
Perekonomian mempunyai siklus yang berulang-ulang seperti masa resesi dan pertumbuhan. sektor industri harus dilihat perkembangannya. Pemilihan sektor berpengaruh untuk pemilihan saham dan obligasi, misalnya menimbang sektor industri dan farmasii tahan terhadap resesi.
4.Konsentrasi dan diversifikasi
Lakukan diversifikasi untuk mendapatkan hasil investasi yang baik.
5.Kerjasama dengan berbagai pihak
Krisis kepercayaan adalah sumber dari krisis. Untuk menghadapi ini diperlukan kerjasama bank sentral pemerintah. Dengan pikiran tenang, jernih, niscaya krisis global tidak akan terasa.
Langkah-langkah lain yang disarankan CWMA:
1. Jika Anda mempunyai deposito bertahanlah dengan deposito. Jangan ambil uang Anda di bank. Jika diambil, keadaan akan makin memburuk
2.Jika punya saham dan turunannya sebaiknya ditahan dulu, kecuali ada keperluan keuangan yang mendesak. Namun pikirkan kerugian yang diderita jika investasi itu dijual.
3.Pegang rupiah. Jika membeli dolar maka akan semakin buruk karena harga barang impor semakin mahal.
4. Jangan hadapi krisis dengan kepanikan. Jika Anda panik membeli dolar dengan menarik tabungan, maka akan menciptakan krisis yang lebih parah.
Tidak hanya itu, pasokan likuiditas di sektor keuangan pun berkurang karena terjadinya keruntuhan berbagai institusi keuangan global, khususnya bank-bank investasi. Tentunya ini akan berdampak pada kesinambungan arus dana dari perusahaan-perusahaan korporasi besar di Indonesia.
Disamping itu juga terjadi penurunan permintaan dan penurunan harga komoditas utama ekspor Indonesia seperti Crude Palm Oil (CPO) dan batu bara.
Certified Wealth Managers Association (CWMA) memberi 5 saran utama bagi Anda dalam menghadapi krisis yang terjadi, yakni:
1. Tetap berinvestasi di Indonesia
Kondisi di Indonesia saat ini masih lebih baik dibandingkan kondisi di negara-negara lainnya, sehingga investasi di Indonesia akan lebih aman dan menjanjikan hasil yang lebih baik dibandingkan investasi di negara lain. Disamping itu, karena situasi di luar negeri relatif sama risikonya, maka diversifikasi secara geografis ke negara-negara lain kurang ada manfaatnya.
2. Tetap berpegang pada prinsip berinvestasi
Dalam situasi tidak menentu kita harus kembali ingat pada prinsip investasi, yaitu risk and return.
- Setiap investasi memiliki risiko masing-masing yang sesuai dengan tingkat potensi hasil investasi. Risiko tinggi tentu hasilnya pun tinggi pula.
- Investor hendaknya menyesuaikan investasinya dengan profile risiko yang diinginkannya. Risiko yang diambil dan return yang diharapkan.
- Investor jharus menyesuaikan diri dengan time horizon, atau mempertimbangkan target waktu investasi.
- Investor juga harus mempertimbangkan jenis investasi sesuai dengan tujuan investasi. Seperti jika tujuan investasi untuk jangka pendek, maka instrumen investasi sebaiknya berjenis jangka pendek.
3. Market timing
Perekonomian mempunyai siklus yang berulang-ulang seperti masa resesi dan pertumbuhan. sektor industri harus dilihat perkembangannya. Pemilihan sektor berpengaruh untuk pemilihan saham dan obligasi, misalnya menimbang sektor industri dan farmasii tahan terhadap resesi.
4.Konsentrasi dan diversifikasi
Lakukan diversifikasi untuk mendapatkan hasil investasi yang baik.
5.Kerjasama dengan berbagai pihak
Krisis kepercayaan adalah sumber dari krisis. Untuk menghadapi ini diperlukan kerjasama bank sentral pemerintah. Dengan pikiran tenang, jernih, niscaya krisis global tidak akan terasa.
Langkah-langkah lain yang disarankan CWMA:
1. Jika Anda mempunyai deposito bertahanlah dengan deposito. Jangan ambil uang Anda di bank. Jika diambil, keadaan akan makin memburuk
2.Jika punya saham dan turunannya sebaiknya ditahan dulu, kecuali ada keperluan keuangan yang mendesak. Namun pikirkan kerugian yang diderita jika investasi itu dijual.
3.Pegang rupiah. Jika membeli dolar maka akan semakin buruk karena harga barang impor semakin mahal.
4. Jangan hadapi krisis dengan kepanikan. Jika Anda panik membeli dolar dengan menarik tabungan, maka akan menciptakan krisis yang lebih parah.
Kiat Menyikapi Kondisi Keuangan Global
Imbas krisis keuangan global kian hari kian terasa pada sistem keuangan di dalam negeri. Tapi jangan takut, silakan tetap berinvestasi. Namun diperlukan tindakan yang rasional. Jangan lupa pahami juga karakteristik produk yang akan dimanfaatkan.
Bank Indonesia memberikan kiat khusus dalam menyikapi kondisi keuangan global. Yang utama adalah memperhatikan risiko-risiko yang tidak hanya muncul pada produk itu sendiri, namun juga risiko eksternal mengingat sistem keuangan suatu negara kini tidak lagi berdiri sendiri tapi terintegrasi dengan sistem keuangan negara lain secara global.
Berikut kiat yang perlu diperhatikan calon investor:
Risiko Berinvestasi
1. Risiko yang melekat (inherent risk)
Setiap produk yang ditawarkan bank, termasuk produk perbankan syariah, memiliki keunggulan dan keterbatasan masing-masing. Produk-produk ini selain menjanjikan hasil keuntungan tertentu, juga mengandung risiko yang melekat, sehingga perlu dipahami karakteristik produk sebelum memanfaatkannya.
Perlu diketahui, tidak semua produk yang ditawarkan bank murni produk bank. Produk yang murni perbankan, misalnya, tabungan, giro, deposito, krefit dan pembiayaan syariah. Sedangkan produk reksadana dan bancassurance merupakan produk investasi dan asuransi yang dikeluarkan lembaga keuangan lain dan dipasarkan melalui bank sebagai agen penjualan (selling agent). Sebagai agen penjualan, bank tidak bertanggung jawab ata skinerja produk rensadana dan bancassurance tersebut.
Risiko yang melekat pda tabungan, giro, deposito, misalnya, kemungkinan terjadinya kesulitan penarikan atau pencairan dana apabila terdapat permasalahan pada bank tempat menyimpan dana tersebut.
Risiko yang melekat pada produk lainnya seperti reksadana, misalnya penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana berbasis saham karena terjadinya penurunan harga portfolio saham untuk reksadana tersebut.
2. Risiko Eksternal
Selain risiko yang melekat, setiap produk juga memiliki risiko eksternal yang dipengaruhi kondisi perekonomian dalam negeri dan luar negeri, maupun kondisi psikologis masyarakat. Risiko eksternal antara lain dapat berasal dari:
- Pergerakan indeks harga saham
- Pergerakan nilai tukar mata uang
- Pergerakan tingkat suku bunga
- Krisis keuangan di negara lain
- Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kondisi keuangan
- Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap stabilitas politik
- Rumor yang berkembang
Mengurangi Risiko
Sebelum memanfaatkan produk yang ditawarkan bank, ada baiknya perlu dipahami risiko yang mungkin timbul serta mengetahui cara mengurangi risiko tersebut.
Pemerintah telah menyediakan sarana untuk mengurangi risiko produk tabungan, giro, dan deposito melalui Lembaga Panjamin Simpanan (LPS). Salah satu syarat penjaminan LPS adalah suku bunga uang diberlakukan sesuai dengan yang ditetapkan LPS.
Untuk produk reksadana dan bancassurance, perlu dipahami risikonya dengan teliti serta mempertimbangkan apakah besarnya risiko produk itu sesuai dengan yang diperkirakan.
Sebagai calon investor, Anda berhak meminta penjelasan bank mengenai syarat dan ketentuan yang berlaku mengenai produk investasi yang akan dimanfaatkan.
Yang perlu diperhatikan dalam menyimpan dana dan berinvestasi:
- Ingatlah setiap jenis simpanan dan investasi yang memberikan imbal hasil tinggi umumnya memiliki risiko yang tinggi pula.
- Kenali dengan baik lembaga keuangan tempat Anda menyimpan atau menginvestasikan uang Anda.
- Ketahui dan pahami setiap risiko yang melekat pada produk keuangan yang Anda manfaatkan karena setiap jenis simpanan dan investasi pasti mengandung risiko.
- Sesuaikan jenis simpanan dan investasi dengan tingkat risiko yang dapat Anda terima.
- Bersikap rasional dalam menghadapi penawaran investasi yang memberikan imbal hasil tinggi dalam waktu singkat.
Bank Indonesia memberikan kiat khusus dalam menyikapi kondisi keuangan global. Yang utama adalah memperhatikan risiko-risiko yang tidak hanya muncul pada produk itu sendiri, namun juga risiko eksternal mengingat sistem keuangan suatu negara kini tidak lagi berdiri sendiri tapi terintegrasi dengan sistem keuangan negara lain secara global.
Berikut kiat yang perlu diperhatikan calon investor:
Risiko Berinvestasi
1. Risiko yang melekat (inherent risk)
Setiap produk yang ditawarkan bank, termasuk produk perbankan syariah, memiliki keunggulan dan keterbatasan masing-masing. Produk-produk ini selain menjanjikan hasil keuntungan tertentu, juga mengandung risiko yang melekat, sehingga perlu dipahami karakteristik produk sebelum memanfaatkannya.
Perlu diketahui, tidak semua produk yang ditawarkan bank murni produk bank. Produk yang murni perbankan, misalnya, tabungan, giro, deposito, krefit dan pembiayaan syariah. Sedangkan produk reksadana dan bancassurance merupakan produk investasi dan asuransi yang dikeluarkan lembaga keuangan lain dan dipasarkan melalui bank sebagai agen penjualan (selling agent). Sebagai agen penjualan, bank tidak bertanggung jawab ata skinerja produk rensadana dan bancassurance tersebut.
Risiko yang melekat pda tabungan, giro, deposito, misalnya, kemungkinan terjadinya kesulitan penarikan atau pencairan dana apabila terdapat permasalahan pada bank tempat menyimpan dana tersebut.
Risiko yang melekat pada produk lainnya seperti reksadana, misalnya penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana berbasis saham karena terjadinya penurunan harga portfolio saham untuk reksadana tersebut.
2. Risiko Eksternal
Selain risiko yang melekat, setiap produk juga memiliki risiko eksternal yang dipengaruhi kondisi perekonomian dalam negeri dan luar negeri, maupun kondisi psikologis masyarakat. Risiko eksternal antara lain dapat berasal dari:
- Pergerakan indeks harga saham
- Pergerakan nilai tukar mata uang
- Pergerakan tingkat suku bunga
- Krisis keuangan di negara lain
- Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kondisi keuangan
- Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap stabilitas politik
- Rumor yang berkembang
Mengurangi Risiko
Sebelum memanfaatkan produk yang ditawarkan bank, ada baiknya perlu dipahami risiko yang mungkin timbul serta mengetahui cara mengurangi risiko tersebut.
Pemerintah telah menyediakan sarana untuk mengurangi risiko produk tabungan, giro, dan deposito melalui Lembaga Panjamin Simpanan (LPS). Salah satu syarat penjaminan LPS adalah suku bunga uang diberlakukan sesuai dengan yang ditetapkan LPS.
Untuk produk reksadana dan bancassurance, perlu dipahami risikonya dengan teliti serta mempertimbangkan apakah besarnya risiko produk itu sesuai dengan yang diperkirakan.
Sebagai calon investor, Anda berhak meminta penjelasan bank mengenai syarat dan ketentuan yang berlaku mengenai produk investasi yang akan dimanfaatkan.
Yang perlu diperhatikan dalam menyimpan dana dan berinvestasi:
- Ingatlah setiap jenis simpanan dan investasi yang memberikan imbal hasil tinggi umumnya memiliki risiko yang tinggi pula.
- Kenali dengan baik lembaga keuangan tempat Anda menyimpan atau menginvestasikan uang Anda.
- Ketahui dan pahami setiap risiko yang melekat pada produk keuangan yang Anda manfaatkan karena setiap jenis simpanan dan investasi pasti mengandung risiko.
- Sesuaikan jenis simpanan dan investasi dengan tingkat risiko yang dapat Anda terima.
- Bersikap rasional dalam menghadapi penawaran investasi yang memberikan imbal hasil tinggi dalam waktu singkat.
Perkembangan Masyarakat, Kebudayaan dan Pemerintahan Indonesia
Perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan sistem pemerintahan di Indonesia pada masa kolonial Eropa sangat dipengaruhi oleh keberadaan bangsa asing tersebut. Pada awalnya, bangsa Eropa datang untuk membeli rempah-rempah yang tidak dihasilkan di negaranya. Namun, karena mendatangkan keuntungan luar biasa, mereka menerapkan semangat kolonialis dan imperialis. Semangat kolonialis ialah semangat penguasaan oleh suatu negara atas bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu.
Imperialis ialah memperluas daerah jajahannya untuk kepentingan industri dan modal. Akibatnya, masyarakat yang semula adalah pemilik berbalik menjadi budak. Masyarakat kehilangan hak atas milik mereka sendiri melalui berbagai kebijakan, seperti monopoli, tanam paksa, sewa tanah, penyerahan wajib, dan lain-lain yang diterapkan oleh kolonial. Di bidang kebudayaan, terjadi perkembangan dari masa ke masa.
Kedatangan bangsa Eropa membawa agama baru di Kepulauan Indonesia, Kristen Protestan dan Katholik. Adat istiadat bangsa Eropa juga berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, mulai dari dalam keraton sampai rakyat jelata. Pengaruh itu dapat dilihat dari tata cara bergaul (lebih bebas dan demokratis), gaya perkawinan, model berpakaian, disiplin, menghargai waktu, rasionalis, individualistis (sifat mementingkan diri), materialistis (sifat mementingkan materi), dan pendidikan.
Di bidang pendidikan, pemerintah kolonial membangun sekolah-sekolah, baik sekolah umum maupun kejuruan. Walaupun membedakan para peserta didik dengan membedakan sekolah untuk anak-anak khusus Belanda, bangsawan, dan rakyat jelata, namun pendidikan membawa dampak positif bagi cara berpikir anak bangsa. Bahkan, ada mahasiswa Indonesia yang bersekolah sampai ke Belanda. Kaum terdidik inilah yang bahu-membahu dengan para pemuda mulai memikirkan untuk melepaskan diri dari penjajahan.
Di bidang pemerintahan, para pemimpin kita tidak berdaya menghadapi para pedagang yang licik. Para pemimpin kita dengan mudah termakan oleh politik adu domba yang dijalankan oleh para penjajah. Jika pun para pemimpin mencoba untuk melawan, kebanyakan mereka terpaksa menyerah karena lemahnya persenjataan atau karena kelicikan Belanda. Akibatnya, Belanda berhasil menguasai kerajaan yang dipimpinnya. Raja atau sultan yang memerintah hanyalah merupakan simbol yang telah kehilangan kekuasaannya.
Dalam menjalankan kekuasaannya, pemerintah Hindia Belanda menerapkan hukum seperti yang berlaku di Belanda. Sistem pemerintahan yang diterapkan mengikuti ajaran Trias Politica. Sistem ini mengenal pemisahan antara lembaga legislatif (pembuat undang-undang), eksekutif (pelaksana undang-undang), dan yudikatif (pengawas pelaksanaan undang-undang).
Kilas Balik
Hindu-Buddha adalah agama dan kebudayaan yang berasal dari India. Agama Hindu berasal dari gabungan agama bangsa Arya di Asia Tengah dan bangsa Dravida di India. Agama Hindu mengenal kasta-kasta dalam masyarakat. Kitab sucinya ialah Weda. Agama Buddha timbul sebagai reaksi atas agama Hindu. Agama Buddha disiarkan oleh Sidarta Gautama. Agama Buddha tidak mengakui kasta dalam masyarakat. Kitab sucinya ialah Tripitaka.
Di Indonesia, agama dan kebudayaan Hindu-Buddha tumbuh dan berkembang dengan baik. Banyak kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Kerajaankerajaan tersebut ialah Kutai, Tarumanegara, Holing, Sriwijaya, Mataram Kuno, Singosari, Kediri, Sunda, Bali, dan Majapahit. Peninggalan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha masih dapat kita temui saat ini dalam bidang sosial, teknologi, kesenian, dan pendidikan. Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia. Agama ini lahir dan berkembang di Tanah Arab. Persebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia terjadi karena peranan pedagang, bandar-bandar, dan para wali serta ulama. Berita Cina mencatat bahwa pada abad ke-7, Islam telah ditemukan di daerah Sumatra bagian utara. Islam tumbuh dan berkembang dengan baik di Kepulauan Indonesia. Hal itu terlihat dari banyak tumbuh kerajaan-kerajaan Islam. Kerajaan-kerajaan itu mulai dari Kerajaan Perlak di ujung utara Pulau Sumatra sampai di Pulau Ternate dan Tidore di timur Indonesia.
Perlak merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kebudayaan Islam tumbuh dan berkembang dengan baik di Indonesia. Jejak kebudayaan itu masih dapat kita temui saat ini di sekitar kita. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia merupakan daya tarik utama bagi bangsa Eropa. Mereka kemudian berlomba datang ke Nusantara. Pada awalnya, kedatangan mereka hanya untuk berdagang. Namun, karena memberikan keuntungan yang luar biasa, ketamakan muncul. Mereka menguasai hampir seluruh daerah di Kepulauan Indonesia melalui monopoli, tanam paksa, sewa tanah, penyerahan wajib, dan lain-lain. Kerajaankerajaan di Indonesia satu per satu ditundukkan.
Imperialis ialah memperluas daerah jajahannya untuk kepentingan industri dan modal. Akibatnya, masyarakat yang semula adalah pemilik berbalik menjadi budak. Masyarakat kehilangan hak atas milik mereka sendiri melalui berbagai kebijakan, seperti monopoli, tanam paksa, sewa tanah, penyerahan wajib, dan lain-lain yang diterapkan oleh kolonial. Di bidang kebudayaan, terjadi perkembangan dari masa ke masa.
Kedatangan bangsa Eropa membawa agama baru di Kepulauan Indonesia, Kristen Protestan dan Katholik. Adat istiadat bangsa Eropa juga berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, mulai dari dalam keraton sampai rakyat jelata. Pengaruh itu dapat dilihat dari tata cara bergaul (lebih bebas dan demokratis), gaya perkawinan, model berpakaian, disiplin, menghargai waktu, rasionalis, individualistis (sifat mementingkan diri), materialistis (sifat mementingkan materi), dan pendidikan.
Di bidang pendidikan, pemerintah kolonial membangun sekolah-sekolah, baik sekolah umum maupun kejuruan. Walaupun membedakan para peserta didik dengan membedakan sekolah untuk anak-anak khusus Belanda, bangsawan, dan rakyat jelata, namun pendidikan membawa dampak positif bagi cara berpikir anak bangsa. Bahkan, ada mahasiswa Indonesia yang bersekolah sampai ke Belanda. Kaum terdidik inilah yang bahu-membahu dengan para pemuda mulai memikirkan untuk melepaskan diri dari penjajahan.
Di bidang pemerintahan, para pemimpin kita tidak berdaya menghadapi para pedagang yang licik. Para pemimpin kita dengan mudah termakan oleh politik adu domba yang dijalankan oleh para penjajah. Jika pun para pemimpin mencoba untuk melawan, kebanyakan mereka terpaksa menyerah karena lemahnya persenjataan atau karena kelicikan Belanda. Akibatnya, Belanda berhasil menguasai kerajaan yang dipimpinnya. Raja atau sultan yang memerintah hanyalah merupakan simbol yang telah kehilangan kekuasaannya.
Dalam menjalankan kekuasaannya, pemerintah Hindia Belanda menerapkan hukum seperti yang berlaku di Belanda. Sistem pemerintahan yang diterapkan mengikuti ajaran Trias Politica. Sistem ini mengenal pemisahan antara lembaga legislatif (pembuat undang-undang), eksekutif (pelaksana undang-undang), dan yudikatif (pengawas pelaksanaan undang-undang).
Kilas Balik
Hindu-Buddha adalah agama dan kebudayaan yang berasal dari India. Agama Hindu berasal dari gabungan agama bangsa Arya di Asia Tengah dan bangsa Dravida di India. Agama Hindu mengenal kasta-kasta dalam masyarakat. Kitab sucinya ialah Weda. Agama Buddha timbul sebagai reaksi atas agama Hindu. Agama Buddha disiarkan oleh Sidarta Gautama. Agama Buddha tidak mengakui kasta dalam masyarakat. Kitab sucinya ialah Tripitaka.
Di Indonesia, agama dan kebudayaan Hindu-Buddha tumbuh dan berkembang dengan baik. Banyak kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Kerajaankerajaan tersebut ialah Kutai, Tarumanegara, Holing, Sriwijaya, Mataram Kuno, Singosari, Kediri, Sunda, Bali, dan Majapahit. Peninggalan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha masih dapat kita temui saat ini dalam bidang sosial, teknologi, kesenian, dan pendidikan. Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia. Agama ini lahir dan berkembang di Tanah Arab. Persebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia terjadi karena peranan pedagang, bandar-bandar, dan para wali serta ulama. Berita Cina mencatat bahwa pada abad ke-7, Islam telah ditemukan di daerah Sumatra bagian utara. Islam tumbuh dan berkembang dengan baik di Kepulauan Indonesia. Hal itu terlihat dari banyak tumbuh kerajaan-kerajaan Islam. Kerajaan-kerajaan itu mulai dari Kerajaan Perlak di ujung utara Pulau Sumatra sampai di Pulau Ternate dan Tidore di timur Indonesia.
Perlak merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kebudayaan Islam tumbuh dan berkembang dengan baik di Indonesia. Jejak kebudayaan itu masih dapat kita temui saat ini di sekitar kita. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia merupakan daya tarik utama bagi bangsa Eropa. Mereka kemudian berlomba datang ke Nusantara. Pada awalnya, kedatangan mereka hanya untuk berdagang. Namun, karena memberikan keuntungan yang luar biasa, ketamakan muncul. Mereka menguasai hampir seluruh daerah di Kepulauan Indonesia melalui monopoli, tanam paksa, sewa tanah, penyerahan wajib, dan lain-lain. Kerajaankerajaan di Indonesia satu per satu ditundukkan.
Langganan:
Postingan (Atom)